Selasa, 16 Juni 2009

Remaja Keroyok Polisi

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Sepasang remaja 17 tahun, Abdul Aziz dan Ali, ditangkap polisi lantaran memukuli Brigadir Dua Dedy Nanang Setiawan, seorang anggota polisi dari Kompi 3 Satuan Pengendalian Masyarakat Direktorat Samapta Polda Metro Jaya. Biang persoalannya sepele, kedua remaja yang mengendarai sebuah mobil itu merasa jalannya dihalangi Dedy di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur.

Pemukulan itu terjadi hari selasa malam kemarin. Dedy melintas di jalan tersebut dengan motornya. Tepat di Gang Olahraga, Dedy menghentikan motornya karena berpapasan dengan mobil remaja itu.

Abdul dan Aziz lantas memaki-maki Dedy. Salah seorang malah mengayunkan pintu mobil yang membuat motor Dedy terjatuh. Tanpa basa-basi, kedua remaja warga Jalan Bina Marga, Ceger, Jakarta Timur, itu lantas turun dan mengeroyoknya.

Akibatnya muka dan hidung Dedy memar. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pemukulan itu dilerai oleh Angga Sandika Putra, seorang anggota Satpol PP. Dedy pun memperlihatkan kartu anggota polisinya yang membuat kedua remaja yang kalap itu kaget.

Dedy dan Angga lalu menggelandang keduanya ke kantor polisi. "Untuk sementara, pelaku ditahan di Polsek Kramat Jati," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar I Ketut Untung Yoga Ana di kantornya hari ini.

IBNU RUSYDI

Gaya Hidup Dorong Remaja

Gaya Hidup Dorong Remaja Terlibat Prostitusi
Penulis : Deri Dahuri

JAKARTA--MI: Gaya hidup dinilai menjadi salah satu faktor utama pendorong remaja terlibat prostitusi.

Gaya hidup remaja sekarang dipengaruhi salah satunya oleh tayangan sinetron di televisi. Remaja digambarkan sebagai sosok modern dengan segala barang yang dimilikinya.

Apalagi remaja sedang berada pada masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Mereka biasanya ingin mencoba-coba sesuatu. Mereka juga ingin dihargai peergroup
-nya (teman sebaya), kata Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Inne Silviane saat di Jakarta, Jumat (16/1).

Inne mengakui memang ada remaja yang terlibat prostitusi disebabkan faktor ekonomi. Tetapi, katanya, kecenderungan sekarang lebih dipengaruhi gaya hidup. Oleh karena itu, remaja harus memahami tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas.

PKBI pernah melakukan penelitian mengenai remaja (usia 10-24 tahun) di beberapa kota besar di Indonesia. Hasilnya mengejutkan, karena 15% hingga 20% remaja mengaku telah melakukan hubungan seksual pranikah.

PKBI memang tidak pernah meneliti secara spesifik pelajar SMP dan keterlibatannya dalam prostitusi. Tetapi, Inne mengatakan, dari hasil penelitian yang dilakukam organisasinya mengungkapkan masih banyak remaja yang tidak memahami mengenai kesehatan seksual dan reproduksi.

Bahkan, ujarnya, sebagian remaja tidak memahami mengapa terjadi kehamilan, menstruasi, dan hal lain yang terkait dengan seksualitas. Minimnya pengetahuan telah membuat para remaja tidak memiliki penangkal dalam soal seksualitas.

Padahal dengan terlibat prostitusi, para remaja itu sangat rentan terinfeksi penyakit menular seperti HIV dan AIDS, jelasnya.

Inne menegaskan, pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi di sekolah menengah sangat penting. Materi yang diajarkan bukan soal hubungan seksualnya, pasalnya di Indonesia berbicara seks masih dinilai tabu. Pendidikan seks lebih menekan pada kesehatan seksual atau reproduksi yang baik.

Ia menyebutkan saat ini ada beberapa sekolah menengah di kota besar telah memasukan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum. Tetapi, jumlahnya masih sangat sedikit.

Untuk menangkal agar remaja tidak terlibat prostitusi, Inne juga menilai peran orang tua sangat penting. Orang tua harus mempunyai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Apalagi remaja yang mulai beranjak dewasa biasanya perlu pengetahuan seks yang memadai.

Komunikasi antara anak dan orang tua harus pula terjalin. Dengan hubungan yang hangat, biasanya akan lebih terbuka dengan persoalan yang dihadapinya. Orang tua harus belajar mengatasi konflik yang dihadapi remaja dan mampu memberi solusinya, papar Inne.(Drd/OL-01)

Sumber: Media Indonesia Online

Selasa, 09 Juni 2009

Pergaulan remaja

Maraknya pergaulan bebas di kota maupun di desa sungguh meresahkan orang tua.Sudah benarkah etika dan cara mendidik anak dari orang tuanya?Mohon opini anda.